Pilpres 2014
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Bagian dari sunatullah, kebenaran akan selalu bermusuhan dengan kebatilan. Bagian dari sunatullah pula, al-haq akan selalu berhadapan dengan al-bathil. Dan juga bagian dari sunatullah, islam akan selalu bermusuhan dengan kemunafikan dan kekufuran. Di masing-masing kelompok, mereka saling mendukung, saling tolong menolong. Ahlul batil bersama-sama berjuang menegakkan kebatilan. Ahlul haq saling bantu-membantu mewujudkan kebenaran. Anda bisa bandingkan karakter mereka di dua ayat berikut,
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi bagian yang lain. Mereka menyuruh membuat yang munkardan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (tidak mau infak di jalan Allah). Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah: 67).
Ini kelompok pertama, penghasung kebatilan. Di ayat berikutnya, Allah menceritakan karakter manusia jenis kedua,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Merekamenyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 71)
Karakter ahlul batil : menyuruh kemungkaran dan mencegah yang makruf
Karakter ahlul haq : menyuruh yang makruf dan mencegah kemungkaran
Sungguh karakter yang berkebalikan. Anda bisa menentukan pilihan, di kubu manakah anda akan memihak?
Perseteruan Pilpres 2014
Ada yang beda dengan pilpres 2014. Pilpres tahun ini, nampaknya mengulang sejarah perjalanan politik bangsa Indonesia tahun 60an. Di saat terjadi ketegangan antara masyumi dengan komunis sosialis. Dan di saat yang sama, oleh Soekarno, Indonesia diarahkan untuk menjadi serambi Beijing.
Masyumi mewakili suara kaum muslimin, sementara komunis mewakili kaum abangan yang jauh dari islam. Kaum muslimin terpecah, ada yang tetap istiqamah di atas prinsip penegakkan syariat bersama masyumi. Mereka tidak mau duduk semeja dengan orang komunis yang cenderung atheis Dan ada yang memihak program Soekarno untuk terbentuknya Nasakom. Dan hingga kini, mereka dicap ’pengkhianat’ perjuangan islam.
Tahun 2014, nampaknya sejarah itu berulang. Terbentuk dua kubu dengan dua kepentingan. Satu kubu lebih banyak didukung pasukan preman abangan, tokoh dan media liberal, penganut syiah, dan tak ketinggalan, komunitas corong Beijing. Sementara kubu lainnya dihasung para cendekiawan muslim, penggiat dakwah islam dan mereka yang memiliki harapan untuk membebaskan Indonesia dari cengkraman asing.
Sebagian cenderung pada kubu pertama, agar RUU anti kemaksiatan bisa digagalkan. Ada juga yang cenderung dengan kubu pertama karena semangat anti-islam. Tidak jauh beda dengan semangat orang kafir, amar munkar nahi makruf, saling membatu mewujudkan kemungkaran, dan menggagalkan kebenaran.
Berbeda dengan kubu kedua, ada banyak harapan untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa bersama kaum muslimin. Mewaspadai keterlibatan asing yang telah menjajah sumber daya alam nusantara dan ekonomi bangsa. Semoga ini bagian dari usaha penegakan amar makruf nahi munkar, saling membatu mewujudkan kemaslahatan bersama, dan menggagalkan kebatilan bercokol di nusantara.
Selanjutnya, kepada siapa anda akan berpihak?
Allahu a’lam.
Ditulis oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/22632-shock-therapy-pilpres-2014.html